Oli merupakan komponen vital dalam menjaga kinerja dan keawetan mesin pembakaran internal. Namun, tidak semua oli diciptakan sama. Dua jenis oli yang umum digunakan dalam mesin pembakaran internal adalah oli mesin dan oli samping. Meskipun keduanya berfungsi sebagai pelumas, terdapat perbedaan signifikan dalam komposisi, fungsi, dan penggunaannya. Artikel ini akan membahas perbedaan mendalam antara oli mesin dan oli samping, serta implikasinya terhadap kinerja dan perawatan mesin.
Fungsi dan Mekanisme Kerja
Untuk memahami perbedaan mendasar antara oli mesin dan oli samping, penting untuk terlebih dahulu memahami fungsi dan mekanisme kerja masing-masing.
Oli Mesin: Oli mesin berfungsi sebagai pelumas utama dalam mesin empat langkah (4-tak). Oli ini bersirkulasi di seluruh bagian mesin, termasuk piston, connecting rod, crankshaft, camshaft, dan bearing. Fungsi utamanya meliputi:
- Pelumasan: Mengurangi gesekan antara komponen mesin yang bergerak, sehingga meminimalkan keausan dan panas berlebih.
- Pendinginan: Membantu menyerap dan memindahkan panas dari komponen mesin yang panas ke sistem pendingin mesin.
- Pembersihan: Membersihkan kotoran, serpihan logam, dan endapan karbon yang dihasilkan selama pembakaran, serta membawanya ke filter oli untuk disaring.
- Penyegelan: Membantu menyegel celah antara piston dan dinding silinder, sehingga meningkatkan kompresi dan efisiensi pembakaran.
- Perlindungan Korosi: Melindungi komponen mesin dari korosi akibat kelembaban dan asam yang dihasilkan selama pembakaran.
Oli mesin disimpan dalam bak oli (oil pan) dan dipompa oleh pompa oli ke seluruh bagian mesin. Setelah bersirkulasi, oli kembali ke bak oli untuk didinginkan dan disaring sebelum dipompa kembali. Proses ini berlangsung secara berkelanjutan selama mesin beroperasi.
Oli Samping: Oli samping, di sisi lain, digunakan dalam mesin dua langkah (2-tak). Mesin 2-tak tidak memiliki sistem pelumasan yang terpisah seperti mesin 4-tak. Oli samping dicampur dengan bahan bakar (bensin) dan kemudian dibakar bersama-sama di dalam silinder. Fungsi utama oli samping adalah:
- Pelumasan: Melumasi komponen mesin yang bergerak, terutama piston, connecting rod, dan crankshaft, saat bahan bakar dan oli melewati ruang engkol (crankcase) dan silinder. Karena oli samping terbakar bersama bahan bakar, pelumasan hanya terjadi sekali selama siklus pembakaran.
- Pembersihan: Memberikan efek pembersihan minimal dibandingkan oli mesin, karena oli samping terbakar sepenuhnya.
- Penyegelan: Berkontribusi pada penyegelan ruang bakar, meskipun kontribusinya lebih kecil dibandingkan oli mesin pada mesin 4-tak.
Oli samping dapat ditambahkan ke bahan bakar secara manual (pre-mix) atau melalui sistem injeksi oli otomatis (oil injection system). Pada sistem pre-mix, pemilik kendaraan harus mencampur oli samping dan bahan bakar dengan rasio yang tepat sebelum mengisi tangki bahan bakar. Pada sistem injeksi oli, pompa oli secara otomatis mencampurkan oli samping dengan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin.
Komposisi Kimia dan Aditif
Komposisi kimia oli mesin dan oli samping juga berbeda secara signifikan, mencerminkan perbedaan fungsi dan lingkungan kerja mereka.
Oli Mesin: Oli mesin diformulasikan dengan basis oli yang berkualitas tinggi, biasanya dari minyak mineral atau oli sintetis, serta berbagai aditif yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan melindungi mesin. Beberapa aditif umum yang ditemukan dalam oli mesin meliputi:
- Deterjen: Membersihkan endapan karbon dan kotoran dari permukaan mesin.
- Dispersan: Mencegah partikel kotoran dan endapan untuk menggumpal dan menyumbat filter oli.
- Anti-aus (Anti-wear): Mengurangi gesekan dan keausan pada komponen mesin yang bergerak, terutama pada tekanan tinggi. Contohnya adalah zinc dialkyldithiophosphate (ZDDP).
- Anti-oksidan: Mencegah oksidasi oli, yang dapat menyebabkan pembentukan lumpur dan penurunan kinerja oli.
- Viscosity Index Improver (VII): Meningkatkan stabilitas viskositas oli pada suhu yang berbeda.
- Pour Point Depressant: Menurunkan titik tuang oli, sehingga oli tetap encer pada suhu rendah.
- Anti-foam: Mencegah pembentukan busa, yang dapat mengurangi efektivitas pelumasan.
Oli Samping: Oli samping diformulasikan agar dapat terbakar secara bersih dengan sedikit residu. Oli ini biasanya mengandung aditif yang berbeda dari oli mesin, yang difokuskan pada:
- Burnability: Kemampuan untuk terbakar sempurna dengan bahan bakar, meminimalkan asap dan endapan karbon.
- Lubricity: Memberikan pelumasan yang memadai pada suhu tinggi dan tekanan yang ekstrim.
- Anti-seize: Mencegah piston dari macet (seizing) pada dinding silinder.
- Deterjen: Meskipun tidak sekuat pada oli mesin, deterjen dalam oli samping membantu menjaga kebersihan komponen mesin.
- Corrosion Inhibitors: Melindungi komponen mesin dari korosi.
Oli samping biasanya memiliki viskositas yang lebih rendah daripada oli mesin, agar mudah bercampur dengan bahan bakar dan terbakar secara efisien. Oli samping sintetis cenderung memberikan perlindungan yang lebih baik dan menghasilkan lebih sedikit asap daripada oli samping mineral.
Pengaruh Terhadap Emisi Gas Buang
Perbedaan mendasar dalam cara oli mesin dan oli samping digunakan juga berdampak signifikan pada emisi gas buang yang dihasilkan.
Oli Mesin: Karena oli mesin bersirkulasi dalam sistem tertutup dan tidak terbakar bersama bahan bakar, kontribusinya terhadap emisi gas buang minimal. Filter oli membantu menghilangkan kotoran dan endapan dari oli, sehingga menjaga kualitas oli dan mengurangi emisi. Namun, jika oli mesin bocor atau terbakar karena kerusakan pada ring piston atau seal katup, dapat menyebabkan peningkatan emisi asap biru yang mengandung hidrokarbon.
Oli Samping: Karena oli samping terbakar bersama bahan bakar, ia berkontribusi secara langsung terhadap emisi gas buang. Pembakaran oli samping yang tidak sempurna dapat menghasilkan asap, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan partikel-partikel kecil (PM) yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Penggunaan oli samping berkualitas tinggi dan sistem injeksi oli yang tepat dapat membantu meminimalkan emisi. Oli samping sintetis umumnya menghasilkan emisi yang lebih rendah daripada oli samping mineral karena terbakar lebih bersih.
Perawatan dan Penggantian
Perawatan dan penggantian oli mesin dan oli samping juga sangat berbeda.
Oli Mesin: Oli mesin harus diganti secara berkala sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan. Interval penggantian oli biasanya berkisar antara 5.000 hingga 15.000 kilometer, tergantung pada jenis oli, kondisi penggunaan, dan rekomendasi pabrikan. Penggantian oli yang teratur sangat penting untuk menjaga kinerja dan keawetan mesin. Selain penggantian oli, filter oli juga harus diganti setiap kali oli mesin diganti. Pemeriksaan level oli secara berkala juga penting untuk memastikan bahwa mesin memiliki cukup oli.
Oli Samping: Perawatan oli samping lebih sederhana. Pada sistem pre-mix, pengguna hanya perlu memastikan bahwa rasio campuran oli dan bahan bakar sudah tepat. Pada sistem injeksi oli, pengguna perlu memastikan bahwa tangki oli samping selalu terisi dan pompa oli berfungsi dengan baik. Tidak ada penggantian oli samping secara periodik karena oli tersebut terbakar bersama bahan bakar. Namun, penting untuk memeriksa dan membersihkan tangki oli samping secara berkala untuk mencegah penumpukan endapan.
Implikasi pada Desain dan Kinerja Mesin
Perbedaan karakteristik oli mesin dan oli samping memiliki implikasi signifikan pada desain dan kinerja mesin.
Mesin 4-tak (menggunakan oli mesin): Mesin 4-tak dirancang dengan sistem pelumasan yang kompleks dan terpisah, yang memungkinkan penggunaan oli dengan viskositas dan aditif yang lebih beragam. Sistem pelumasan yang terpisah juga memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap suhu oli dan kebersihan oli. Mesin 4-tak umumnya lebih efisien dan menghasilkan emisi yang lebih rendah daripada mesin 2-tak. Namun, mesin 4-tak cenderung lebih kompleks dan mahal untuk diproduksi dan dirawat.
Mesin 2-tak (menggunakan oli samping): Mesin 2-tak memiliki desain yang lebih sederhana dan ringan daripada mesin 4-tak. Tidak adanya sistem pelumasan yang terpisah menyederhanakan konstruksi mesin dan mengurangi biaya produksi. Mesin 2-tak umumnya lebih bertenaga daripada mesin 4-tak dengan ukuran yang sama, karena setiap putaran crankshaft menghasilkan satu langkah tenaga (power stroke). Namun, mesin 2-tak cenderung kurang efisien, menghasilkan emisi yang lebih tinggi, dan memiliki umur pakai yang lebih pendek daripada mesin 4-tak.
Aplikasi pada Berbagai Jenis Kendaraan
Penggunaan oli mesin dan oli samping sangat terkait dengan jenis mesin yang digunakan pada kendaraan.
Oli Mesin: Oli mesin secara eksklusif digunakan pada mesin 4-tak. Mesin 4-tak umum ditemukan pada mobil, sepeda motor besar, truk, bus, dan berbagai jenis mesin industri. Jenis oli mesin yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan, yang biasanya tertera pada buku manual pemilik.
Oli Samping: Oli samping secara eksklusif digunakan pada mesin 2-tak. Mesin 2-tak umum ditemukan pada sepeda motor kecil (seperti motor bebek 2-tak), skuter, gergaji mesin, mesin pemotong rumput, dan beberapa jenis mesin tempel perahu. Jenis oli samping yang digunakan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan mesin. Penggunaan oli samping yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Memahami perbedaan mendasar antara oli mesin dan oli samping sangat penting untuk menjaga kinerja dan keawetan mesin. Menggunakan jenis oli yang tepat, mengikuti rekomendasi pabrikan, dan melakukan perawatan yang teratur akan memastikan bahwa mesin berfungsi dengan optimal dan memiliki umur pakai yang panjang.