Motor Honda Tiger, khususnya model lawas yang sering disebut "Tiger kecil" atau Tiger 2000, dikenal dengan reputasinya sebagai motor sport yang tangguh dan reliable. Sistem pengapiannya, meskipun tergolong konvensional, memegang peranan vital dalam performa mesin. Artikel ini akan membahas secara mendalam sistem pengapian Tiger kecil, meliputi komponen-komponen utama, prinsip kerjanya, masalah-masalah umum yang sering terjadi, serta solusi yang dapat diterapkan untuk menjaga kinerja pengapian tetap optimal.
1. Komponen Utama Sistem Pengapian Tiger Kecil
Sistem pengapian Tiger kecil merupakan sistem pengapian AC (Alternating Current) yang mengandalkan putaran mesin untuk menghasilkan tegangan listrik yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Komponen-komponen utamanya meliputi:
-
Spul Pengapian (Magneto): Spul pengapian terletak di dalam magnet (rotor) yang berputar bersama poros engkol (crankshaft). Spul ini terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada inti besi. Ketika magnet berputar, medan magnet yang berubah-ubah menginduksi tegangan listrik pada kumparan spul. Tegangan yang dihasilkan akan bervariasi sesuai dengan putaran mesin. Semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan. Spul pengapian berfungsi sebagai sumber utama tegangan untuk sistem pengapian.
-
CDI (Capacitor Discharge Ignition): CDI merupakan unit kontrol elektronik yang bertugas menyimpan energi listrik dari spul pengapian dan melepaskannya pada saat yang tepat untuk menghasilkan percikan api di busi. CDI Tiger kecil umumnya menggunakan teknologi CDI AC, yang berarti CDI mendapatkan suplai tegangan dari spul pengapian langsung tanpa melalui aki (accumulator). CDI terdiri dari kapasitor yang berfungsi menyimpan energi, thyristor (SCR) sebagai saklar elektronik, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Saat pulser mengirimkan sinyal ke CDI, SCR akan aktif dan melepaskan energi yang tersimpan dalam kapasitor ke koil pengapian.
-
Pulser (Pickup Coil): Pulser merupakan sensor elektronik yang mendeteksi posisi poros engkol dan memberikan sinyal ke CDI. Sinyal ini digunakan oleh CDI untuk menentukan waktu yang tepat untuk melepaskan energi ke koil pengapian. Pulser biasanya terletak dekat dengan magnet dan memiliki tonjolan atau celah yang berputar bersama magnet. Ketika tonjolan atau celah melewati pulser, akan terjadi perubahan medan magnet yang menghasilkan sinyal listrik. Akurasi pulser sangat penting untuk menjaga timing pengapian yang tepat.
-
Koil Pengapian (Ignition Coil): Koil pengapian berfungsi meningkatkan tegangan rendah dari CDI menjadi tegangan tinggi yang cukup untuk menghasilkan percikan api di busi. Koil pengapian terdiri dari dua kumparan: kumparan primer (lilitan sedikit) dan kumparan sekunder (lilitan banyak). Ketika CDI melepaskan energi, arus listrik mengalir melalui kumparan primer, menciptakan medan magnet. Ketika arus diputus, medan magnet runtuh dengan cepat, menginduksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Tegangan tinggi ini kemudian dialirkan ke busi melalui kabel busi.
-
Busi (Spark Plug): Busi berfungsi menghasilkan percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Busi terdiri dari dua elektroda: elektroda tengah dan elektroda massa. Elektroda tengah terhubung ke koil pengapian melalui kabel busi, sedangkan elektroda massa terhubung ke ground (massa) mesin. Ketika tegangan tinggi dari koil pengapian mencapai busi, tegangan tersebut melompati celah antara elektroda, menciptakan percikan api. Kondisi busi, termasuk celah busi dan tingkat kebersihannya, sangat memengaruhi kualitas percikan api.
-
Kabel Busi dan Cop Busi: Kabel busi berfungsi menghantarkan tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi. Kabel busi harus memiliki isolasi yang baik untuk mencegah kebocoran tegangan. Cop busi adalah konektor yang menghubungkan kabel busi ke busi. Cop busi juga harus memiliki isolasi yang baik dan tahan terhadap panas dan getaran.
2. Prinsip Kerja Sistem Pengapian Tiger Kecil
Sistem pengapian Tiger kecil bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik dan pelepasan kapasitor. Berikut adalah urutan kerjanya:
- Saat mesin berputar, magnet berputar bersama poros engkol. Putaran magnet ini menginduksi tegangan listrik pada spul pengapian.
- Tegangan dari spul pengapian dikirim ke CDI. CDI menyimpan energi ini dalam kapasitor internal.
- Pulser mendeteksi posisi poros engkol dan mengirimkan sinyal ke CDI.
- CDI, berdasarkan sinyal dari pulser, menentukan waktu yang tepat untuk melepaskan energi ke koil pengapian.
- CDI mengaktifkan thyristor (SCR) untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam kapasitor ke kumparan primer koil pengapian.
- Arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer koil pengapian menciptakan medan magnet.
- Arus listrik kemudian diputus, menyebabkan medan magnet runtuh dengan cepat. Runtuhnya medan magnet ini menginduksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian.
- Tegangan tinggi ini dialirkan ke busi melalui kabel busi.
- Tegangan tinggi melompati celah antara elektroda busi, menciptakan percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar.
3. Masalah Umum pada Sistem Pengapian Tiger Kecil
Sistem pengapian Tiger kecil, meskipun relatif sederhana, rentan terhadap beberapa masalah yang dapat menyebabkan mesin sulit dihidupkan, kehilangan tenaga, atau bahkan mati mendadak. Beberapa masalah umum meliputi:
-
Spul Pengapian Lemah atau Rusak: Spul pengapian yang lemah atau rusak tidak dapat menghasilkan tegangan yang cukup untuk mengisi kapasitor di CDI. Hal ini dapat disebabkan oleh isolasi kumparan yang rusak, lilitan yang putus, atau korosi pada terminal. Gejala yang sering muncul adalah mesin sulit dihidupkan, terutama saat mesin dingin, atau mesin mudah mati saat putaran rendah.
-
CDI Rusak: CDI yang rusak tidak dapat menyimpan energi listrik dengan benar atau tidak dapat melepaskan energi tersebut pada saat yang tepat. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada kapasitor, thyristor, atau komponen elektronik lainnya. Gejala yang sering muncul adalah mesin tidak dapat dihidupkan sama sekali, mesin tersendat-sendat, atau mesin mati mendadak.
-
Pulser Rusak: Pulser yang rusak tidak dapat memberikan sinyal yang akurat ke CDI mengenai posisi poros engkol. Hal ini dapat menyebabkan timing pengapian yang tidak tepat, yang dapat mengakibatkan mesin sulit dihidupkan, kehilangan tenaga, atau knocking (ngelitik).
-
Koil Pengapian Lemah atau Rusak: Koil pengapian yang lemah atau rusak tidak dapat meningkatkan tegangan dari CDI menjadi tegangan tinggi yang cukup untuk menghasilkan percikan api yang kuat di busi. Hal ini dapat disebabkan oleh isolasi kumparan yang rusak, lilitan yang putus, atau korosi pada terminal. Gejala yang sering muncul adalah mesin sulit dihidupkan, mesin kehilangan tenaga, atau busi cepat kotor.
-
Busi Kotor atau Aus: Busi yang kotor atau aus tidak dapat menghasilkan percikan api yang optimal. Kotoran pada busi dapat menghambat aliran listrik, sedangkan elektroda yang aus akan meningkatkan celah busi, sehingga membutuhkan tegangan yang lebih tinggi untuk menghasilkan percikan api. Gejala yang sering muncul adalah mesin sulit dihidupkan, mesin tersendat-sendat, atau konsumsi bahan bakar meningkat.
-
Kabel Busi dan Cop Busi Bocor: Kabel busi dan cop busi yang bocor dapat menyebabkan hilangnya tegangan tinggi sebelum mencapai busi. Hal ini dapat disebabkan oleh isolasi yang retak atau aus, atau koneksi yang longgar. Gejala yang sering muncul adalah mesin sulit dihidupkan, mesin kehilangan tenaga, atau percikan api yang terlihat di sekitar kabel busi atau cop busi.
4. Diagnosa Masalah Pengapian Tiger Kecil
Untuk mendiagnosa masalah pada sistem pengapian Tiger kecil, diperlukan beberapa alat bantu seperti multimeter, timing light, dan spark tester. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
-
Periksa Busi: Periksa kondisi busi. Bersihkan busi jika kotor, dan ganti busi jika aus atau rusak. Pastikan celah busi sesuai dengan spesifikasi pabrikan (biasanya 0,6-0,7 mm).
-
Periksa Kabel Busi dan Cop Busi: Periksa kondisi kabel busi dan cop busi. Pastikan tidak ada retakan atau kerusakan pada isolasi. Periksa juga koneksi antara kabel busi, cop busi, dan busi. Gunakan multimeter untuk mengukur resistansi kabel busi. Resistansi yang terlalu tinggi menandakan kabel busi yang rusak.
-
Periksa Koil Pengapian: Gunakan multimeter untuk mengukur resistansi kumparan primer dan sekunder koil pengapian. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi pabrikan. Resistansi yang tidak sesuai menandakan koil pengapian yang rusak. Selain itu, periksa juga apakah ada kebocoran tegangan pada koil pengapian.
-
Periksa Pulser: Gunakan multimeter untuk mengukur resistansi pulser. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi pabrikan. Selain itu, periksa juga output tegangan pulser saat mesin diengkol. Tegangan yang terlalu rendah atau tidak stabil menandakan pulser yang rusak.
-
Periksa Spul Pengapian: Gunakan multimeter untuk mengukur resistansi spul pengapian. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi pabrikan. Resistansi yang tidak sesuai menandakan spul pengapian yang rusak. Selain itu, periksa juga output tegangan spul pengapian saat mesin diengkol. Tegangan yang terlalu rendah atau tidak stabil menandakan spul pengapian yang rusak.
-
Periksa CDI: Pengujian CDI seringkali lebih kompleks dan memerlukan alat khusus. Namun, jika semua komponen lain sudah diperiksa dan tidak ditemukan masalah, kemungkinan besar CDI yang rusak. Penggantian CDI dengan yang baru seringkali menjadi solusi terbaik.
5. Solusi Mengatasi Masalah Pengapian Tiger Kecil
Setelah melakukan diagnosa dan menemukan komponen yang bermasalah, langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan atau penggantian. Beberapa solusi yang dapat diterapkan meliputi:
-
Membersihkan atau Mengganti Busi: Jika busi kotor, bersihkan dengan sikat kawat dan amplas halus. Jika busi aus atau rusak, ganti dengan busi baru yang sesuai dengan spesifikasi pabrikan.
-
Mengganti Kabel Busi dan Cop Busi: Jika kabel busi dan cop busi bocor atau rusak, ganti dengan yang baru. Pastikan kabel busi memiliki resistansi yang rendah dan cop busi memiliki isolasi yang baik.
-
Mengganti Koil Pengapian: Jika koil pengapian lemah atau rusak, ganti dengan yang baru. Pastikan koil pengapian memiliki spesifikasi yang sesuai dengan sistem pengapian Tiger kecil.
-
Mengganti Pulser: Jika pulser rusak, ganti dengan yang baru. Pastikan pulser memiliki spesifikasi yang sesuai dengan sistem pengapian Tiger kecil.
-
Mengganti Spul Pengapian: Jika spul pengapian lemah atau rusak, ganti dengan yang baru. Pastikan spul pengapian memiliki spesifikasi yang sesuai dengan sistem pengapian Tiger kecil. Perhatikan juga kondisi magnet (rotor), pastikan tidak ada kerusakan fisik.
-
Mengganti CDI: Jika CDI rusak, ganti dengan yang baru. Pastikan CDI memiliki spesifikasi yang sesuai dengan sistem pengapian Tiger kecil. Pertimbangkan untuk menggunakan CDI aftermarket yang memiliki performa lebih baik.
6. Tips Perawatan Sistem Pengapian Tiger Kecil
Untuk menjaga kinerja sistem pengapian Tiger kecil tetap optimal, diperlukan perawatan rutin. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:
- Periksa dan Bersihkan Busi Secara Berkala: Periksa kondisi busi setiap 3.000 – 5.000 km. Bersihkan busi jika kotor dan ganti jika aus atau rusak.
- Periksa Kondisi Kabel Busi dan Cop Busi: Periksa kondisi kabel busi dan cop busi secara berkala. Pastikan tidak ada retakan atau kerusakan pada isolasi.
- Hindari Mencuci Motor dengan Tekanan Tinggi pada Area Spul: Air bertekanan tinggi dapat merusak isolasi spul pengapian.
- Gunakan Bahan Bakar yang Berkualitas: Penggunaan bahan bakar yang berkualitas dapat mencegah penumpukan kotoran pada busi.
- Lakukan Servis Rutin: Lakukan servis rutin ke bengkel terpercaya untuk memeriksa dan memperbaiki sistem pengapian secara keseluruhan.