Motor Honda Grand, meskipun tergolong motor lawas, tetap menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu alasannya adalah keandalan mesinnya. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem pengapian pada motor Grand seringkali mengalami masalah. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sistem pengapian motor Grand, meliputi komponen, cara kerja, troubleshooting masalah umum, serta opsi modifikasi yang bisa dilakukan.
1. Komponen Utama Sistem Pengapian Motor Grand
Sistem pengapian pada motor Grand, seperti motor karburator pada umumnya, adalah sistem pengapian konvensional yang mengandalkan platina. Komponen-komponen utama dalam sistem ini meliputi:
-
Spul Pengapian (Generator Pulsa): Spul pengapian berfungsi menghasilkan arus listrik AC yang masih lemah sebagai sumber energi awal untuk proses pengapian. Spul ini terletak di dalam magnet dan berputar bersamaan dengan putaran mesin. Terdapat dua jenis spul yang perlu diperhatikan, yaitu spul pengapian yang menghasilkan tegangan rendah dan spul lampu yang mensuplai kebutuhan kelistrikan lampu. Pada beberapa kasus, kerusakan spul lampu dapat mempengaruhi performa pengapian.
-
CDI (Capacitor Discharge Ignition): Meskipun motor Grand dikenal dengan sistem pengapian platina, beberapa modifikasi telah menggunakan CDI. CDI berfungsi sebagai unit kontrol yang mengatur waktu pengapian. CDI menyimpan energi listrik yang diterima dari spul pengapian dan melepaskannya ke koil pengapian pada saat yang tepat. Terdapat dua jenis CDI yang umum digunakan, yaitu CDI AC (arus dari spul pengapian) dan CDI DC (arus dari aki).
-
Koil Pengapian: Koil pengapian berfungsi meningkatkan tegangan listrik yang diterima dari CDI (atau dari platina pada sistem konvensional) menjadi ribuan volt. Tegangan tinggi ini diperlukan untuk menghasilkan percikan api pada busi. Koil pengapian terdiri dari dua lilitan, yaitu lilitan primer (jumlah lilitan sedikit) dan lilitan sekunder (jumlah lilitan sangat banyak).
-
Platina (Breaker Point): Platina adalah komponen penting dalam sistem pengapian konvensional. Platina berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari spul pengapian ke koil pengapian pada waktu yang tepat. Mekanisme kerja platina memanfaatkan bubungan (cam) yang berputar mengikuti putaran mesin. Ketika bubungan menekan tangkai platina, platina akan membuka dan memutuskan arus. Ketika bubungan tidak menekan, platina akan menutup dan menghubungkan arus. Kualitas dan kebersihan platina sangat berpengaruh pada performa pengapian.
-
Kondensor (Capacitor): Kondensor berfungsi menyerap loncatan bunga api yang terjadi saat platina membuka. Loncatan bunga api ini dapat menyebabkan platina cepat aus dan mengurangi efisiensi pengapian. Kondensor juga membantu mempercepat proses pemutusan arus pada platina, sehingga menghasilkan percikan api yang lebih kuat pada busi.
-
Busi (Spark Plug): Busi adalah komponen terakhir dalam sistem pengapian. Busi berfungsi menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar yang membakar campuran bahan bakar dan udara. Busi terdiri dari elektroda tengah dan elektroda massa. Jarak antara kedua elektroda (gap busi) harus sesuai dengan spesifikasi agar percikan api yang dihasilkan optimal. Jenis busi yang digunakan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
-
Kabel Busi: Kabel busi menghubungkan koil pengapian dengan busi. Kabel busi harus memiliki isolasi yang baik untuk mencegah kebocoran arus tegangan tinggi.
-
Kunci Kontak: Kunci kontak berfungsi menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari aki (pada sistem CDI DC) atau dari spul pengapian ke CDI. Kunci kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin dengan cara memutus aliran listrik ke sistem pengapian.
2. Cara Kerja Sistem Pengapian Motor Grand (Platina)
Pada sistem pengapian konvensional motor Grand yang menggunakan platina, cara kerjanya adalah sebagai berikut:
- Pembangkitan Arus: Putaran mesin memutar magnet, yang kemudian menginduksi arus listrik AC lemah pada spul pengapian.
- Pengisian Koil Primer: Ketika platina menutup, arus listrik dari spul pengapian mengalir melalui lilitan primer pada koil pengapian. Aliran arus ini menciptakan medan magnet di sekitar koil.
- Pemutusan Arus (oleh Platina): Pada saat yang tepat, bubungan (cam) menekan tangkai platina, menyebabkan platina membuka. Pembukaan platina secara tiba-tiba memutus aliran arus pada lilitan primer koil pengapian.
- Induksi Tegangan Tinggi: Pemutusan arus yang tiba-tiba menyebabkan medan magnet di sekitar koil pengapian runtuh dengan cepat. Keruntuhan medan magnet ini menginduksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder koil pengapian.
- Percikan Api di Busi: Tegangan tinggi dari koil pengapian dialirkan melalui kabel busi ke busi. Tegangan yang sangat tinggi ini menyebabkan loncatan bunga api antara elektroda tengah dan elektroda massa busi. Percikan api ini membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
- Peran Kondensor: Kondensor menyerap loncatan bunga api yang terjadi saat platina membuka, mencegah kerusakan pada platina dan mempercepat proses pemutusan arus.
3. Troubleshooting Masalah Pengapian Umum pada Motor Grand
Masalah pengapian pada motor Grand dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti mesin sulit dihidupkan, mesin brebet, tenaga mesin berkurang, atau bahkan mesin mati total. Berikut adalah beberapa masalah pengapian umum beserta cara mengatasinya:
-
Busi Kotor atau Rusak: Busi yang kotor atau rusak dapat menyebabkan percikan api lemah atau bahkan tidak ada sama sekali. Periksa kondisi busi secara visual. Bersihkan busi jika kotor, atau ganti jika sudah aus atau rusak. Pastikan juga jarak gap busi sesuai dengan spesifikasi.
-
Platina Kotor atau Aus: Platina yang kotor atau aus dapat menyebabkan kontak yang buruk, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir dengan lancar. Bersihkan platina dengan amplas halus. Jika platina sudah terlalu aus atau terbakar, sebaiknya diganti dengan yang baru. Periksa juga celah platina dan setel sesuai dengan spesifikasi.
-
Kondensor Rusak: Kondensor yang rusak dapat menyebabkan loncatan bunga api yang berlebihan pada platina, sehingga platina cepat aus dan pengapian menjadi tidak stabil. Ganti kondensor jika dicurigai rusak.
-
Koil Pengapian Rusak: Koil pengapian yang rusak dapat menyebabkan tegangan tinggi yang dihasilkan tidak mencukupi untuk menghasilkan percikan api yang kuat. Ukur resistansi lilitan primer dan sekunder koil pengapian menggunakan multimeter. Jika resistansinya tidak sesuai dengan spesifikasi, koil pengapian perlu diganti.
-
Spul Pengapian Rusak: Spul pengapian yang rusak dapat menyebabkan arus listrik yang dihasilkan terlalu lemah untuk mengisi CDI atau mengalir ke platina. Ukur tegangan output spul pengapian menggunakan multimeter saat mesin diputar. Jika tegangannya tidak sesuai dengan spesifikasi, spul pengapian perlu diganti.
-
Kabel Busi Bocor: Kabel busi yang bocor dapat menyebabkan arus tegangan tinggi bocor ke ground, sehingga percikan api pada busi menjadi lemah. Periksa kondisi kabel busi secara visual. Jika ada retakan atau kerusakan pada isolasi kabel, kabel busi perlu diganti.
-
CDI Rusak (jika menggunakan CDI): CDI yang rusak dapat menyebabkan pengapian tidak terjadi sama sekali atau terjadi pada waktu yang tidak tepat. Ganti CDI dengan yang baru untuk memastikan CDI berfungsi dengan baik. Pastikan CDI yang digunakan sesuai dengan sistem pengapian motor (AC atau DC).
-
Massa Kurang Baik: Koneksi massa yang buruk pada sistem pengapian dapat menyebabkan arus listrik tidak dapat mengalir dengan lancar. Pastikan semua kabel massa terhubung dengan baik ke rangka motor. Bersihkan karat atau kotoran pada titik-titik koneksi massa.
4. Setting Platina yang Benar
Penyetelan platina yang tepat sangat penting untuk memastikan pengapian yang optimal pada motor Grand. Berikut adalah langkah-langkah menyetel platina:
- Persiapan: Siapkan obeng minus, kunci ring, dan feeler gauge (alat pengukur celah).
- Posisi Platina: Putar mesin hingga platina berada pada posisi terbuka maksimal (saat bubungan menekan tangkai platina).
- Pengukuran Celah: Gunakan feeler gauge untuk mengukur celah platina. Celah platina standar untuk motor Grand biasanya antara 0.3 mm hingga 0.5 mm.
- Penyetelan: Jika celah platina tidak sesuai dengan spesifikasi, kendurkan baut pengikat platina. Gunakan obeng minus untuk memutar eksenter platina (bagian yang berfungsi untuk mengatur celah). Putar eksenter searah jarum jam untuk memperkecil celah, dan putar berlawanan arah jarum jam untuk memperbesar celah.
- Pengencangan: Setelah celah platina sesuai dengan spesifikasi, kencangkan kembali baut pengikat platina.
- Pengecekan Ulang: Putar kembali mesin beberapa kali dan periksa kembali celah platina untuk memastikan tidak berubah setelah baut dikencangkan.
5. Modifikasi Sistem Pengapian Motor Grand
Beberapa pemilik motor Grand melakukan modifikasi pada sistem pengapian untuk meningkatkan performa mesin. Beberapa opsi modifikasi yang umum dilakukan adalah:
- Penggantian Platina dengan CDI: Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan dan performa pengapian. CDI memiliki performa yang lebih stabil dibandingkan platina dan tidak memerlukan perawatan berkala seperti penyetelan celah. Modifikasi ini memerlukan penggantian beberapa komponen, seperti spul pengapian, CDI, dan koil pengapian.
- Penggunaan Koil Pengapian Racing: Koil pengapian racing dapat menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, sehingga percikan api pada busi menjadi lebih kuat. Hal ini dapat meningkatkan pembakaran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar, sehingga meningkatkan performa mesin.
- Penggantian Busi dengan Tipe Iridium: Busi iridium memiliki elektroda yang lebih kecil dan lebih tahan panas dibandingkan busi standar. Hal ini memungkinkan busi iridium menghasilkan percikan api yang lebih fokus dan kuat, serta memiliki umur pakai yang lebih panjang.
- Upgrade Kabel Busi: Mengganti kabel busi standar dengan kabel busi racing yang memiliki resistansi rendah dapat meningkatkan aliran tegangan tinggi ke busi, sehingga percikan api menjadi lebih kuat.
6. Perawatan Rutin Sistem Pengapian
Perawatan rutin sistem pengapian sangat penting untuk menjaga performa mesin motor Grand dan mencegah masalah pengapian yang tidak diinginkan. Berikut adalah beberapa tips perawatan rutin sistem pengapian:
- Pemeriksaan dan Pembersihan Busi: Periksa kondisi busi secara berkala (setidaknya setiap 3 bulan). Bersihkan busi jika kotor, dan ganti jika sudah aus atau rusak.
- Pembersihan Platina: Bersihkan platina secara berkala dengan amplas halus untuk menghilangkan kotoran atau karat yang dapat menghambat kontak.
- Pemeriksaan Celah Platina: Periksa celah platina secara berkala dan setel sesuai dengan spesifikasi.
- Pemeriksaan Kabel-Kabel: Periksa kondisi kabel-kabel sistem pengapian secara visual. Pastikan tidak ada kabel yang putus, retak, atau terkelupas.
- Penggantian Komponen yang Aus: Ganti komponen-komponen sistem pengapian yang sudah aus atau rusak, seperti busi, platina, kondensor, koil pengapian, dan spul pengapian.
- Pastikan Aki dalam Kondisi Baik (Jika Menggunakan CDI DC): Pastikan aki dalam kondisi baik dan terisi penuh. Aki yang lemah dapat menyebabkan CDI tidak berfungsi dengan baik.