Yamaha Lexam, skutik retro yang unik, sempat menjadi perhatian di pasar Indonesia. Namun, sebelum memutuskan untuk meminangnya, penting untuk memahami secara mendalam berbagai kelemahan yang dimilikinya. Artikel ini akan mengupas tuntas kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan berbagai sumber informasi, mulai dari ulasan pengguna, forum otomotif, hingga pengujian yang dilakukan oleh media.
1. Desain yang Kontroversial dan Kurang Populer
Salah satu faktor utama yang menyebabkan Yamaha Lexam kurang sukses di pasaran adalah desainnya yang kontroversial. Alih-alih mengikuti tren skutik modern dengan desain agresif dan futuristik, Lexam justru hadir dengan sentuhan retro yang dianggap kurang menarik bagi sebagian besar konsumen.
- Target Pasar yang Terbatas: Desain retro Lexam, meskipun memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan, tidak mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Kebanyakan konsumen, terutama anak muda, lebih memilih skutik dengan tampilan yang lebih modern dan sporty.
- Kurangnya Kesamaan Gaya dengan Skutik Populer: Dibandingkan dengan kompetitornya seperti Honda Beat atau Yamaha Mio, Lexam memiliki desain yang jauh berbeda. Hal ini membuat konsumen yang sudah terbiasa dengan gaya skutik populer merasa asing dan kurang tertarik.
- Komponen Desain yang Dianggap Aneh: Beberapa elemen desain Lexam, seperti bentuk lampu depan dan buritan, dianggap kurang proporsional dan kurang enak dipandang oleh sebagian orang. Hal ini semakin memperburuk persepsi negatif terhadap desain keseluruhan.
- Material Bodi yang Kurang Premium: Material bodi yang digunakan pada Lexam juga mendapat kritikan karena dianggap kurang premium dibandingkan dengan skutik lain di kelasnya. Penggunaan plastik yang terkesan murah mengurangi kesan elegan dan mewah yang seharusnya menjadi daya tarik utama skutik retro.
2. Performa Mesin yang Kurang Responsif
Yamaha Lexam dibekali dengan mesin 113,7 cc yang cukup untuk penggunaan sehari-hari di perkotaan. Namun, performa mesin ini dinilai kurang responsif dibandingkan dengan kompetitornya.
- Akselerasi yang Lambat: Akselerasi Lexam terasa lambat, terutama saat awal tarikan. Hal ini membuat pengendara merasa kurang percaya diri saat harus menyalip kendaraan lain atau melaju di jalan yang menanjak.
- Tenaga yang Kurang Memadai: Tenaga yang dihasilkan oleh mesin Lexam juga dinilai kurang memadai untuk membawa beban yang berat atau melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini membuat Lexam kurang cocok untuk perjalanan jarak jauh atau penggunaan di daerah pegunungan.
- Getaran Mesin yang Terasa: Getaran mesin Lexam juga terasa cukup signifikan, terutama pada putaran mesin tinggi. Hal ini membuat perjalanan menjadi kurang nyaman, terutama jika dilakukan dalam waktu yang lama.
- Konsumsi Bahan Bakar yang Kurang Efisien: Meskipun memiliki kapasitas mesin yang kecil, konsumsi bahan bakar Lexam tidak bisa dibilang irit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bobot motor yang cukup berat dan teknologi mesin yang kurang canggih.
3. Fitur yang Minim dan Kurang Modern
Dibandingkan dengan skutik modern yang dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, Yamaha Lexam terasa ketinggalan zaman karena fitur yang minim.
- Tidak Ada Fitur Idling Stop System (ISS): Fitur ISS yang berfungsi untuk mematikan mesin secara otomatis saat berhenti sejenak tidak tersedia pada Lexam. Hal ini membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros dan kurang ramah lingkungan.
- Tidak Ada Fitur Answer Back System: Fitur Answer Back System yang memudahkan pengendara untuk mencari motor di tempat parkir yang ramai juga tidak tersedia pada Lexam.
- Tidak Ada Port USB Charger: Kebutuhan pengisian daya gadget selama perjalanan semakin meningkat. Sayangnya, Lexam tidak dilengkapi dengan port USB charger.
- Panel Instrumen yang Sederhana: Panel instrumen Lexam masih menggunakan model analog yang sederhana dan kurang informatif dibandingkan dengan panel instrumen digital yang banyak digunakan pada skutik modern.
4. Suspensi yang Keras dan Kurang Nyaman
Suspensi Yamaha Lexam dinilai keras dan kurang nyaman, terutama saat melewati jalan yang berlubang atau tidak rata.
- Guncangan yang Terasa: Guncangan dari jalan yang tidak rata terasa sangat jelas pada Lexam, sehingga membuat perjalanan menjadi kurang nyaman.
- Pengendalian yang Kurang Stabil: Suspensi yang keras juga dapat mempengaruhi pengendalian motor, terutama saat melaju dengan kecepatan tinggi atau saat menikung.
- Cepat Lelah Saat Perjalanan Jauh: Pengendara akan lebih cepat lelah saat melakukan perjalanan jauh menggunakan Lexam karena suspensi yang keras dan kurang nyaman.
5. Harga yang Kurang Kompetitif
Saat pertama kali diluncurkan, harga Yamaha Lexam dinilai kurang kompetitif dibandingkan dengan skutik lain di kelasnya.
- Harga yang Terlalu Tinggi untuk Fitur yang Ditawarkan: Dengan fitur yang minim dan performa mesin yang kurang responsif, harga Lexam dianggap terlalu tinggi oleh sebagian konsumen.
- Kompetisi yang Ketat dari Merek Lain: Pasar skutik di Indonesia sangat kompetitif, dengan banyak pilihan dari berbagai merek yang menawarkan fitur lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau.
- Persepsi Merek yang Kurang Kuat: Yamaha Lexam tidak memiliki persepsi merek yang sekuat kompetitornya seperti Honda Beat atau Yamaha Mio, sehingga sulit untuk bersaing dalam hal harga.
6. Ketersediaan Suku Cadang yang Terbatas
Setelah dihentikan produksinya, ketersediaan suku cadang Yamaha Lexam menjadi semakin terbatas.
- Sulit Mencari Suku Cadang Asli: Mencari suku cadang asli Lexam menjadi semakin sulit, terutama untuk komponen-komponen yang langka.
- Harga Suku Cadang yang Mahal: Karena ketersediaannya terbatas, harga suku cadang Lexam juga cenderung lebih mahal dibandingkan dengan suku cadang skutik lain yang lebih populer.
- Ketergantungan pada Suku Cadang Imitasi: Karena sulit mencari suku cadang asli, banyak pemilik Lexam yang terpaksa menggunakan suku cadang imitasi yang kualitasnya kurang terjamin.
Sebagai penutup, sebelum memutuskan untuk membeli Yamaha Lexam, penting untuk mempertimbangkan dengan matang berbagai kelemahan yang telah diuraikan di atas. Memahami kelemahan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta preferensi Anda. Pertimbangkan alternatif skutik lain yang mungkin lebih sesuai dengan anggaran dan gaya hidup Anda. Lakukan riset mendalam dan bandingkan fitur serta performa berbagai model skutik sebelum membuat keputusan akhir.