Oli gardan dan oli mesin adalah dua jenis pelumas penting dalam kendaraan bermotor, masing-masing dirancang untuk melumasi komponen yang berbeda dan beroperasi dalam kondisi yang berbeda pula. Meskipun keduanya berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan, komposisi, viskositas, aditif, dan fungsi spesifik mereka sangat berbeda. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk memastikan performa optimal, umur panjang, dan keandalan kendaraan Anda. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara oli gardan dan oli mesin.
1. Fungsi dan Lokasi Aplikasi
Perbedaan paling mendasar terletak pada fungsi dan lokasi aplikasi oli gardan dan oli mesin.
-
Oli Mesin: Fungsi utama oli mesin adalah melumasi berbagai komponen di dalam mesin pembakaran internal, termasuk piston, ring piston, bantalan poros engkol, bantalan poros nok, dan katup. Oli mesin juga membantu mendinginkan mesin dengan menyerap panas yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan, serta membersihkan mesin dari kotoran, jelaga, dan endapan lainnya. Oli mesin bersirkulasi di seluruh mesin melalui sistem pelumasan yang kompleks, termasuk pompa oli, filter oli, dan saluran oli. Lokasi aplikasi oli mesin tentu saja di dalam crankcase atau bak oli mesin.
-
Oli Gardan: Oli gardan, juga dikenal sebagai oli transmisi, melumasi roda gigi dan bantalan di dalam gardan (diferensial) dan transmisi (manual atau otomatis). Gardan berfungsi untuk mendistribusikan tenaga dari mesin ke roda penggerak, memungkinkan roda berputar pada kecepatan yang berbeda saat berbelok. Transmisi mengubah rasio gigi untuk menyesuaikan tenaga dan kecepatan mesin dengan kebutuhan pengemudi. Oli gardan mengurangi gesekan dan keausan pada roda gigi yang saling bersentuhan, menyerap panas, dan melindungi komponen dari korosi. Oli gardan berada di dalam rumah gardan (diferensial) dan rumah transmisi.
2. Komposisi dan Aditif
Komposisi dan aditif yang digunakan dalam oli gardan dan oli mesin dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik masing-masing aplikasi.
-
Oli Mesin: Oli mesin biasanya terdiri dari base oil (mineral, sintetik, atau campuran) dan berbagai aditif. Base oil memberikan pelumasan dasar, sementara aditif meningkatkan properti oli, seperti:
- Deterjen: Membersihkan endapan dan varnish dari permukaan mesin.
- Dispersan: Menjaga kotoran dan jelaga tersuspensi dalam oli untuk mencegah penggumpalan dan penyumbatan.
- Antioksidan: Mencegah oksidasi oli yang dapat menyebabkan penebalan dan pembentukan sludge.
- Anti-wear Agents: Mengurangi keausan pada komponen mesin yang mengalami beban berat.
- Viscosity Index Improvers: Meningkatkan stabilitas viskositas oli pada berbagai suhu.
- Pour Point Depressants: Meningkatkan fluiditas oli pada suhu rendah.
- Friction Modifiers: Mengurangi gesekan internal dalam mesin.
Komposisi oli mesin harus sesuai dengan spesifikasi mesin, termasuk viskositas yang direkomendasikan dan standar performa (misalnya, API SN, ILSAC GF-6).
-
Oli Gardan: Oli gardan juga terdiri dari base oil dan aditif, tetapi fokus utamanya adalah memberikan perlindungan terhadap tekanan ekstrem (EP) dan mengurangi gesekan pada roda gigi yang saling bersentuhan. Aditif umum dalam oli gardan meliputi:
- Extreme Pressure (EP) Additives: Membentuk lapisan pelindung pada permukaan roda gigi untuk mencegah keausan dan scuffing saat mengalami beban dan tekanan tinggi. Biasanya mengandung sulfur, fosfor, atau klorin.
- Anti-foam Agents: Mencegah pembentukan busa yang dapat mengurangi efektivitas pelumasan.
- Corrosion Inhibitors: Melindungi komponen dari korosi yang disebabkan oleh air dan kontaminan lainnya.
- Viscosity Index Improvers: Meningkatkan stabilitas viskositas oli pada berbagai suhu.
Oli gardan biasanya memiliki rating API GL (Gear Lubricant), yang menunjukkan tingkat performa dan perlindungan yang diberikannya. Misalnya, GL-4 cocok untuk transmisi manual dan hipoid, sedangkan GL-5 dirancang untuk gardan hipoid yang mengalami beban ekstrem.
3. Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan cairan terhadap aliran. Oli gardan dan oli mesin memiliki rentang viskositas yang berbeda, yang dipilih berdasarkan kebutuhan pelumasan spesifik dari komponen yang mereka lindungi.
-
Oli Mesin: Viskositas oli mesin diukur dalam satuan SAE (Society of Automotive Engineers). Oli mesin modern biasanya memiliki viskositas multi-grade, seperti 5W-30 atau 10W-40. Angka pertama (misalnya, 5W atau 10W) menunjukkan viskositas oli pada suhu rendah (W berarti Winter), sedangkan angka kedua (misalnya, 30 atau 40) menunjukkan viskositas oli pada suhu tinggi. Oli mesin multi-grade dirancang untuk memberikan pelumasan yang baik pada berbagai suhu operasi. Viskositas yang tepat untuk oli mesin ditentukan oleh produsen kendaraan dan tertera dalam buku manual pemilik.
-
Oli Gardan: Oli gardan juga diukur dalam satuan SAE, tetapi rentang viskositasnya biasanya lebih tinggi daripada oli mesin. Oli gardan yang umum meliputi SAE 80W-90, 75W-90, dan 85W-140. Viskositas yang lebih tinggi diperlukan untuk memberikan perlindungan yang memadai pada roda gigi yang mengalami beban dan tekanan tinggi. Pemilihan viskositas oli gardan yang tepat juga ditentukan oleh produsen kendaraan.
4. Kondisi Operasi
Kondisi operasi oli gardan dan oli mesin sangat berbeda, yang memengaruhi desain dan formulasi masing-masing.
-
Oli Mesin: Oli mesin terpapar pada suhu tinggi yang dihasilkan oleh pembakaran dan gesekan. Oli mesin juga bersentuhan dengan produk samping pembakaran, seperti asam, jelaga, dan air. Oli mesin harus tahan terhadap oksidasi, degradasi termal, dan kontaminasi untuk mempertahankan sifat pelumasnya selama interval penggantian oli. Selain itu, oli mesin harus dapat membersihkan dan mendinginkan mesin secara efektif.
-
Oli Gardan: Oli gardan mengalami tekanan ekstrem yang dihasilkan oleh roda gigi yang saling bersentuhan. Tekanan ini dapat menyebabkan oli tertekan dan kehilangan sifat pelumasnya. Oli gardan harus mengandung aditif EP yang kuat untuk mencegah keausan dan scuffing. Selain itu, oli gardan harus tahan terhadap pembentukan busa, yang dapat mengurangi efektivitas pelumasan. Suhu operasional oli gardan biasanya lebih rendah daripada oli mesin, tetapi masih dapat mencapai suhu yang signifikan, terutama pada kendaraan yang digunakan untuk menarik beban berat atau dalam kondisi off-road.
5. Kompatibilitas Material
Kompatibilitas material adalah faktor penting lainnya dalam pemilihan oli yang tepat.
-
Oli Mesin: Oli mesin harus kompatibel dengan berbagai material yang digunakan dalam mesin, termasuk logam (seperti baja, aluminium, dan besi cor), karet, dan plastik. Beberapa aditif dalam oli mesin dapat bereaksi dengan material tertentu, menyebabkan korosi, pembengkakan, atau degradasi.
-
Oli Gardan: Oli gardan harus kompatibel dengan material yang digunakan dalam gardan dan transmisi, termasuk baja, besi cor, tembaga, dan elastomer. Beberapa aditif EP dalam oli gardan, seperti sulfur, dapat bersifat korosif terhadap logam tertentu, terutama tembaga dan paduan tembaga. Oleh karena itu, penting untuk memilih oli gardan yang diformulasikan untuk kompatibilitas dengan material yang digunakan dalam sistem transmisi tertentu.
6. Interval Penggantian
Interval penggantian oli gardan dan oli mesin juga berbeda.
-
Oli Mesin: Interval penggantian oli mesin bervariasi tergantung pada jenis oli (mineral, sintetik, atau campuran), kondisi pengoperasian kendaraan, dan rekomendasi produsen kendaraan. Secara umum, oli mesin mineral perlu diganti setiap 5.000-7.500 kilometer, sedangkan oli mesin sintetik dapat bertahan hingga 10.000-15.000 kilometer atau lebih.
-
Oli Gardan: Oli gardan biasanya memiliki interval penggantian yang lebih panjang daripada oli mesin. Interval penggantian oli gardan bervariasi tergantung pada jenis oli, jenis transmisi (manual atau otomatis), dan kondisi pengoperasian kendaraan. Umumnya, oli gardan manual perlu diganti setiap 40.000-80.000 kilometer, sedangkan oli gardan otomatis perlu diganti setiap 60.000-100.000 kilometer atau lebih. Selalu konsultasikan dengan buku manual pemilik kendaraan untuk rekomendasi interval penggantian oli yang tepat.